Teruntuk Tuhan,
Tak ada satupun kata yang layak aku pinjam untuk mengambarkan syukur padamu. didalam hal yang tak mengenakkan bersembunyi.
Tuhan, tiba-tiba aku ingat hari ketika aku selalu mengadu, berdo’a sambil menangis-nangis padaMu. Kau ingat kan? Kau pasti ingat. Aku jadi malu Tuhan.
Tapi aku lebih sangat malu saat-saat dimana aku berpaling dariMu. Kemudian aku datang, mengadu dan mengeluh lagi padaMu. Dan saat itu juga Kau masih menjadi pendengar setiaku.
Tuhan
Aku tidak mau apa-apa lagi, selain denganMu.
Aku berjanji tidak akan mengeluh lagi (tentang-apapun). Selama aku meyakini itu yang terbaik untukku, kendati orang-orang melihat kebalikannya.
Meski dunia yang penuh warna nampak abu-abu.
Meski langit berwarna jingga dan matahari berwarna biru.
Aku takkan membenci sesuatu yang Kau turunkan. Aku tidak mau pura-pura kuat lagi.
Karena aku benar kuat.
Oya. Tuhan,
Kau dan aku punya rahasia kan? Aku masih menyimpannya sampai sekarang.
Tuhan, kekasihku. Satu satunya teman yang memintaku melihat dengan nurani sebelum melihat dengan mata. Berfikir dengan hati sebelum mendengar dengan telinga.
FirmanMu
Allah swt berfirman:
“janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman...” QS.Ali Imran: 139
Tuhanku Yang Maha Pengasih dan Penyayang,
Sungguh, aku minta maaf untuk semuanya. Mungkin lebih banyak dari semua, dan jika semua-itu berpangkat sekalipun.
Aku minta maaf. Untuk mendzalimiMu, mendzalimi orang lain dan mendzalimi diri sendiri.
Serta semua hal yang merendahkan harga diri.
Sayangnya aku manusia, kadangkala aku khilaf. Untuk itu Tuhan kekasihku, Kau masih mau kan menemani aku kemanapun? Kau harus datang, tetapi jangan dalam bentuk hujan. Karena hujan akan berhenti di bulan januari.
Datanglah dengan sebentuk tangan, kaki, badan, mata dan telinga. Lalu pandanglah aku dari pojok sana. Dan tersenyumlah!
With Love, God
Septi Rizki Wijayanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar