Bersama pelangi aku memandangmu dari sini
Dibalik jendela kamar usang
Dibalik tetesan hujan yang melekat
Menggenggam erat harapan tentangmu
Sebuah kedatangan
Pertemuan ...
Tapi ... entahlah,
Apa kau dapat aku andalkan soal hati?
Semoga kau menjawab “ya”
Apapun jawabanmu,
Mengapa aku selalu meragu?
Ragu itu seperti pilihan “YA” dan “TIDAK”
Kadang aku diposisi “YA” kebanyakan “TIDAK”
Jadilah tempat berlindungku setelah Tuhan
Karena aku terlalu lemah untuk kau tandingi
Aku terlalu lelah untuk kau sakiti
Semoga aku dapat bertahan
Meski meragu,
Biarkan aku menanti
Hingga batas usia nanti
Dan
Jadilah Lelaki
Yang takkan menyakiti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar