Minggu, 04 Desember 2011

lelaki dan perempuan



Tulisan ini terinspirasi dari note yang ditag oleh seorang teman.

Salah satu bait isinya:

“...tapi kita mulai merasa tertindas, tertindas dan tertindas..
selalu tersakiti..
merasa terkhianati,
disitulah logika kita berjalan..
apa yang harus kita lakukan,
meninggalkan..
atau bertahan?

cinta itu bukan sekedar mengandalkan HATI untuk perasaan ,,tapi juga memakai LOGIKA untuk berpikir ..

Kebahagiaan dan cinta adalah mutlak milik kita sebetulnya.
Sehingga tidak perlu kiranya, kita bertanya
“apakah kamu bahagia bersamaku?”
apapun jawabannya, YA atau TIDAK.
“Dengan atau tanpamu aku mampu bahagia” Bukan begitu.

Namun ada saatnya kita tertindas dan tersakiti. Lalu kita akan kelimpungan mencari dan menggapai kebahagiaan kita kembali (galau).
Pergi? Atau bertahan?
Itulah pertannyaan yang selalu bertengger pada hati-hati yang rapuh.

Namun aku, kita perempuan.
Perempuan itu sangat kuat.
Meski kalian (laki-laki)
Power kalian lebih besar dan otot kalian lebih kuat. Perempuan takkan gempar oleh tamparan atau mati oleh satu pukulan.

Laki-laki, apa peduli kalian terhadap kami (perempuan)?
Kalian hanya berjalan lurus, kemudian sesekali bersiul dihadapan gadis-gadis murahan.
Tanpa menghiraukan kami yang bahkan sedang berdiri disamping kalian.
Tanpa merisaukan apa yang kami rasakan.

Kemarahan kami,
Kejengkelan kami terhadap kalian
hanyalah omong kosong, kekonyolan
yang tak berdasar dan tanpa alasan bagi kalian.

Mungkin terdapat seribu satu alasan mengapa kami harus meninggalkan kalian.
Namun aku, kita perempuan.
Satu kata “sayang” dari kami
Dan rasa yang tulus
Mampu mengalahkan deretan kalimat panjang tentang kalian.
Membuat kami harus mengemis dan mengais kasih pada kalian.
Padahal itu terlihat sangat menjijikan.

(Lagi-lagi) perasaan selalu duduk manis, dan tertawa diatas logika.
Seperti pikiran yang tak mampu membedakan mana siang dan malam.

Kami memang tidak pernah tegas pada kalian. Hingga kalian menyepelekan kami. Datang dan pergi semau langkah kaki kalian (itu sangat menyakitkan).
Mengobral janji yang belum tentu mampu kalian penuhi. Dan salah kami juga, yang memilih untuk mempercayai janji-janji kosong kalian yang hanya akan melukai diri kami sendiri.

Apa yang kami inginkan?
Itu pertannyaan kalian.
Dengan nada sedikit kesal,
“perempuan maunya apa sih?”
“kamu maunya apa?”
“jadi maunya gimana?”
“aku harus gimana?”
Dsb.

Rasa aman dan rasa nyaman bukan didapat dari seberapa banyak materi yang kalian bawa. Bukan gadget terbaru yang kalian belikan, perhiasan, bukan traktiran, atau seperempat pendapatan dari hasil kerja keras kalian, ataupun menghabiskan uang orang tua kalian.


Pundak, telinga dan perhatian kalian.
Jadilah tempat kami bersandar setelah sahabat dan teman-teman kami, yang kini entah kemana. Saat kami senyum, menangis ataupun tertawa.
Jadilah pendengar yang hebat saat kami kewalahan mengahadapi berbagai situasi yang menyulitkan.
Perhatian kalian, mampu memberikan spirit dan dorongan saat kami kelelahan, saat kami hampir menyerah dan semangat kami nyaris patah.

Ketahuilah..
Kala kami menyayangi seseorang yaitu kalian,
Maka hanya kalian lah satu-satunya yang kami inginkan. In my heart you are the only-r.

*aku percaya bahwa “Tuhan tidak mungkin membawamu sejauh ini hanya untuk meninggalkanku.

-septi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar